Idealisme dan Akulturasi Indonesia di Pandang dari Pola Pikir Superman Is Dead



Siapa yang belum mengetahui para personil band yang memiliki dan menganut akulturasi kebudayaan yang bisa dipandang positif dari beberapa segi ideologi dan pola pemikiran mereka. Sebut saja mereka Para penjahat Kuta-Bali. Band ini terdiri dari 3 orang yang bertatto yaitu
 Jerinx (33, I Gede Ari Astina, drum), Eka Rock (35, I Made Eka Arsana, bass), serta Bobby Kool (33, I Made Putra Budi Sartika, vokal dan gitar) terus bergerak dan semakin eksisnya di dunia musik. Tidak melulu di dalam negeri, tetapi juga di mancanegara, dari Australia, Singapura, dan Amerika Serikat. Misinya: melakukan perlawanan terhadap sistem yang bobrok dan menghancurkan plagiat yang menjamur di negeri ini.
Beberapa pemikiran Superman Is Dead (SID) mengenai idealisme dan pola pikir yang telah terakulturasi budaya barat :




Bagi SID, punk rock adalah gagasan untuk mengubah sesuatu menjadi ideal dengan apa yang kita percaya. Musik SID bisa saja berubah, tetapi selama perubahan itu tidak menumpulkan perjuangan gagasan yang kita percaya, sah-sah saja jika ada sedikit perubahan.

Kami memilih nama SID karena musik kami memiliki pesan yang sangat jarang diangkat oleh band-band Indonesia. Dipilih bernama SID karena kami tidak percaya akan konsep manusia sempurna. Semua manusia pasti memiliki sisi gelap dan terang, serta obsesi menjadi manusia sempurna. Contohnya di Indonesia, mereka yang mengklaim diri paling benar/sempurna malah lebih sering menindas yang lemah dan yang tak sepemikiran.

Satu-satunya cara ya dengan menunjukkan prestasi dan hal- hal positif. Kami percaya di era internet seperti ini, jarak bukanlah masalah besar jika kamu sudah memiliki reputasi yang dibangun atas dasar integritas dan kerja keras, bukan atas dasar popularitas jalan pintas semata.

Perlawanan terhadap generalisasi. Apa pun yang bersifat generalisasi, terutama yang negatif, kami akan selalu mencoba tampil sebagai tandingannya.

masalah terbesar yang dihadapi bangsa ini adalah Kemiskinan masih menjadi penghalang kemajuan. kemiskinan menjauhkan masyarakat dari pendidikan dan kesehatan yang layak. Kemiskinan dan kurangnya pendidikan adalah satu faktor maraknya aksi kekerasan, berbau SARA maupun tidak. Belum lagi budaya korupsi yang menambah lambat laju bangsa ini menuju sejahtera. Solusinya cuma satu, pemerintah dan rakyat harus belajar mengutamakan kepentingan negara dan ini yang paling susah meminggirkan terlebih dahulu kepentingan golongannya.

Kebebasan yang ideal bagi kami adalah kebebasan yang bertanggung jawab dan tidak menginjak hak hidup manusia lain.

Analoginya: Indonesia itu bagaikan permata buram yang belum digosok karena si pemilik permata masih belum memiliki alat yang tepat untuk menggosok dan menjadikannya berkilau. Untuk sementara, permata itu digosok memakai alat ’pinjaman’ yang berlumur darah dan sarat kepentingan golongan.

Warga indonesia mesti lebih banyak lagi belajar literatur-literatur punk rock. Band punk rock itu bukan cuma Sex Pistols, The Exploited dan semacamnya. Punk rock bukan tentang kulit luar dan makian. Perluas wawasan, baru deh kita bicara esensi.

Di Indonesia, menyuarakan perdamaian secara frontal itu butuh nyali karena masih ada banyak kekuatan yang sengaja menebar kebencian dan perang demi kepentingan kelompoknya. Kami memilih tema-tema seperti itu karena melihat perdamaian dan kemerdekaan sesungguhnya belum terwujud di negara ini. Rakyat hidup dalam ketakutan.


Bonus :
pertanyaan dan jawaban yang paling suka saya baca sebagai blogger dan penulis postingan ini :


Pertanyaan    : Jika SID duet dengan Rhoma Irama mau tidak?
Jawaban         : Sayangnya apa yang dulu dia lakukan terhadap Inul membuat kami kehilangan respek dan tidak tertarik berduet dengannya :)















0 komentar:

Posting Komentar